Jum'at, 22/06/2007
CILACAP (SINDO) - Sebanyak 244 narapidana (napi) kasus narkoba dipindahkan ke Nusakambangan, Cilacap, kemarin. Mereka di tempatkan di LP Pasir Putih yang merupakan LP baru dengan kategori Super Maximum Security (SMS).
LP Pasir Putih merupakan LP terjauh di Pulau Penjara tersebut. Para napi itu berasal dari berbagai LP di Jabar, Jatim,Banten dan DKI Jakarta. Dari LP Cipinang Jakarta, sedikitnya 46 napi narkoba kelas kakap dipindahkan ke LP Pasir Putih. Dari jumlah itu, sembilan di antaranya terpidana mati berkewarganegaraan asing.Mereka antara lain Til Bahadari, Bil Bahadir, Nar Baharur Tamang, Budher Tamang, dan Bala Tamang dari Nepal, Black Look James, dan Adosa Gahu Ghue (Nigeria),serta Yanto Wijaya alias Ahong dan Yudi Avabian alias Acong (China).
Kepala Bidang Penerangan Umum Divisi Humas Polri Kombes Pol Bambang Kuncoko kemarin mengatakan, pemindahan narapidana narkoba ini dalam rangka Operasi Nusa. Yakni membantu Departemen Hukum dan HAM, Direktorat Jenderal Lembaga Pemasyarakatan, untuk melakukan pengamanan pemindahan napi dari Banten, DKI, Jabar dan Jatim.
Dia menjelaskan,jumlah seluruhnya 244,terklasifikasi terpidana berat 20 tahun, seumur hidup dan mati. Napi ini dipindahkan dari beberapa LP melalui beberapa tahap. “Pada 20 kemarin,dimulai dengan tahap penertiban napi yang ada di tingkat lokal sebanyak 72 napi. Tanggal 21 ini, 52 orang.
Besok 22, 60, dan terakhir tanggal 23, sebanyak 60 orang. Untuk hari ini ada 52 napi yang terbagi dalam tiga kelompok yang langsung menempati LP Pasir Putih,” katanya. Bambang menambahkan, polisi dilibatkan penuh untuk mengamankan jalannya pemindahan para napi tersebut. “Pemindahan ini dimaksudkan sebagai shock therapy terhadap para bandar narkoba yang telah menjadi napi, karena sebelumnya mereka masih dapat mengendalikan bisnis narkoba dan memutus jaringan peredaran gelap narkoba di lingkungan LP,” katanya.
Pemindahan napi itu diangkut dengan menggunakan pesawat Polri Foker-50. Mereka diberangkatkan dari Lanud Polri, Pondok Cabe, Jakarta, dan Bandara Adi Sumarmo, Solo, menuju Bandara Tunggul Wulung, Cilacap. Pengawalan dilakukan dengan sangat ketat oleh pasukan Brimob bersenjata lengkap.Para napi yang turun dari pesawat diborgol tangannya.
Wajahnya ditutup dengan menggunakan kain hitam. Setelah masuk ke truk polisi, mereka diberangkatkan menuju Dermaga Wijayapura yang merupakan pintu masuk ke Pulau Nusakambangan.
Truk-truk yang membawa para napi itu masuk ke Kapal Pengayoman II dari Dermaga Wijayapura menuju Dermana Sodong, Nusakambangan.Lalu dilanjutkan dengan perjalanan darat menuju LP Pasir Putih. Pemindahan para napi itu melibatkan ratusan personel keamanan mulai dari Bandara Tunggul Wulung, jalan dari bandara ke Dermaga Wijayapura, hingga di dalam lingkungan LP Nusakambangan. (ridwan anshori)
http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/home-page/index.php
2 komentar:
Itulah....kalau polisi yang ikut mengamankan...selalu ada show of force... SIPIR sudah biasa memindahkan NAPI ke Nusa Kambangan... ndak pake tutup mata segala...., kalau senjata OKELAH... seharusnya SUYITNO LANDUNG, IRMAN SANTOSO & ISMOKO... yang polisi juga diperlakukan sama donk
Bener juga... sih... KENAPA sih anggaran dihabiskan untuk SHOW of FORCE.... sedangkan rakyat masih banyak yang kelaparan... kalau BANDAR di NK khan... nggak gampang larilah.... tapi... Kalau polisi-2 yang Korup itu khan ahli, karena dididik segala hal, bener juga yach polisi-2 ini selalu beralasan melaksanakan PROTAP, protap apalah, lha kok suyitno landung tidak di protapkan...ANEH BIN AJAIB
Posting Komentar