Jum'at, 03/08/2007 13:43 WIB
Ahmad Dhani - Okezone
Untuk kesekian kalinya para narapidana saling baku hantam di dalam sel. Mulai dari urusan perebutan kekuasaan atau yang dituakan, sampai utang piutang hingga persoalan sebatang rokok.
Dilema menjadi narapidana. Mungkin itulah yang dirasakan sekira 3.091 narapidana yang terdapat di LP Cipinang, yang pada Selasa 31 Juli 2007 mereka saling baku hantam. Di satu sisi, mereka yang berada di dalam kurungan penjara, dimaksudkan untuk mendapat pembinaan atas kesalahan yang telah dilakukan.
Tapi, menjadi pertanyaan, benarkah mereka benar-benar dibina. Kalau jawabannya iya, mengapa perkelahian masing sering terjadi. Kenapa selalu ada saja narapidana yang ingin melarikan diri.
Pada insiden bentrokan antarnarapidana yang terjadi di Blok I LP Cipinang, mungkin bisa menjadikan bahan evaluasi bagi pejabat yang berwenang mengurusi orang-orang yang dicap 'jahat' oleh masyarakat.
Berawal dari sebuah pertandingan sepakbola untuk menyambut 17 Agustus, dan ada insiden saling ejek antarnapi, dan … beberapa hari kemudian dua nyawa melayang. Lantas siapakah yang salah? Napikah, sipirkah, petugas LP-kah, atau justru pemerintah yang tidak menganggarkan dana besar untuk perbaikan LP.
Jika kita melihat dari segi kualitas pembinaan serta fasilitas yang diterima si napi di LP, tentu telunjuk kita akan mengarah kepada pemerintah, selaku pihak yang bertanggung jawab dalam hal tersebut.
Bisa dibayangkan kapasitas LP Cipinang yang hanya bisa menampung 1.300 narapidana dipaksa untuk menjejalkan para 'orang jahat' itu dalam jumlah dua kali lipat melebihi kapasitas atau sekira 3.091 napi.
Tentu dari kapasitas ini saja sudah kurang layak untuk melakukan pembinaan bagi para narapidana yang memang cenderung asosial.
Persoalan lain adalah fasilitas serta penghasilan para sipir. Jika kita mau lihat ke manapun bangunan penjara, tak ubahnya seperti bangunan yang sangat tidak memperhatikan segi seorang narapidana yang juga manusia. Belum lagi persoalan gaji sipir yang minim.
Banyak kaburnya napi dari LP justru atas bantuan para penjaga karena diming-imingi imbalan uang. Jadi membina para napi memang tidak mudah, tapi juga tidak sulit jika ada kemauan untuk memperhatikan.
Sejahat apapun para napi, dan sesulit apapun membina para napi, tetap mereka adalah manusia yang diciptakan ke dunia, tentu saja tidak ingin menjadi orang jahat. Jadi, Pak menteri Napi juga manusia ... (*)
http://www.okezone.com/index.php?option=com_content&task=view&id=37434&Itemid=117
0 komentar:
Posting Komentar